Senin, 17 Juli 2017

Ibunya Telah Meninggal 2 Hari Sebelum Melahirkannya, Pada Saat Ia Berusia 12 Tahun Ayahnya Tak Disangka Melakukan...

Baca Juga

Baca Juga

Ibunya Telah Meninggal 2 Hari Sebelum Melahirkannya, Pada Saat Ia Berusia 12 Tahun Ayahnya Tak Disangka Melakukan... 



Jam 1 dini hari, di rumah sakit John Radcliffe Hospital Oxford lantai 3 tepatnya di dalam satu ruangan paling ujung, seorang bayi perempuan bernama Aya Jayne lahir ke dunia. Dengan berat hanya 0.95 kilogram, Aya lahir 13 minggu lebih awal dari waktu kelahiran normal, kulitnya masih berwarna merah terang, mata besar yang dalam dan memancarkan ketenangan. Ibunya Jayne, dua hari sebelum Aya dilahirkan meninggal dunia karena otaknya tidak bisa berfungsi lagi.

Sebelum meninggal harapan terbesar dari Jayne adalah menjadi seorang ibu, dokter mengumumkan Jayne sudah tidak bisa diselamatkan tapi anakdalam kandungannya masih bisa ditolong, suami dari Jayne, Mahmoud ingin mewujudkan harapan dari Jayne dia juga tahu kalau Jayne masih hidup dia juga akan membuat keputusan yang sama. Tim dokter mencoba membantu jantung Jayne agar tetap berdenyut dengan beragam peralatan. Upaya ini dilakukan agar bayi yang berada di perut Jayne bisa tertolong. Jayne diberi dua dosis besar steroid sehingga jantung bayinya bisa berkembang. Dokter memberikan pilihan kepada Mahmoud, Aya segera dikeluarkan dari Rahim Jayne yang sudah divonis dokter dengan kematian otak dengan kesempatan hidup untuk Aya yang masih tidak pasti atau menunggu selama 48 jam untuk meningkatkan kesempatan Aya untuk hidup. Mahmoud memikirkan tentang harapan dari Jayne dan memutuskan untuk menunggu selama 2 hari. 2 hari yang penuh dengan tekanan serta menegangkan, Mahmoud hanya bisa duduk di samping Jayne dan melihat wanita yang sangat dicintainya itu terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan keadaan sudah tidak bisa mendengar apapun, melihat apapun, tidak bisa berbicara, bahkan sudah tidak bisa bergerak, tapi ritme pernafasannya masih teratur, warna mukanya juga masih memiliki semburat merah, dan jantungnya masih berdetak, bagian merutnya yang masih besar terasa hangat.

Akhirnya setelah menunggu selama 2 hari, Aya dinyatakan dokter lahir dengan selamat dan sehat, dibalik itu alat-alat yang menopang jantung Jayne agar tetap berdetak pun akan segera dicabut setelah kelahiran Aya, suhu tubuhnya yang hangat seketika menjadi dingin setelah jantungnya berhenti berdetak. Jayne, wanita berumur 41 tahun. Merupakan juara ski es gaya bebas Inggris di tahun 1989 dan menduduki peringkat ketujuh di dunia. Dari 

umur 5 tahun Jayne sudah mulai gemar berluncur di atas es, dia sangat mencintai olahraga ski es. Sangking cintanya dia tidak ada waktu untuk berpacaran. Jayne sering bercanda dengan teman-temannya dan berkata "aku sama sekali tidak ada waktu untuk pacaran! Tapi aku sangat ingin menjadi seorang ibu. andaikan hanya dengan melakukan gerakan berbahaya di atas es ini dapat membuatku hamil, itu tentu sangat bagus!". Pada saat dia berumur 39 tahun, Jayne menikah dengan laki-laki yang lebih muda 12 tahun darinya. Alasannya karena laki-laki tampan dan bermulut manis itu berani berkata "menikahlah denganku dan lahirkan satu anak untukku!"

Setelah menikah, tidak perlu menunggu lama keinginan Jayne untuk hamil terkabul. Jayne merasa sangat bahagia selama masa kehamilan. Kebahagiannya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang yang dekat dengannya, "dia setiap harinya melewati hari dengan sangat bahagia, menjadi seorang ibu adalah harapan terbesar Jayne melebihi apapun, dia sering sekali membayangkan bagaimana rasanya memiliki seorang anak, bermain dengan anaknya sendiri, membayangkan hal-hal yang bisa dia lakukan bersama anaknya itu memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Jayne." Kata teman-teman dekatnya. Usai diangkat dari rahim Jayne, Aya sempat diletakkan di pundak ibunya untuk memberi sedikit waktu bagi keduanya bertemu untuk terakhir 

kalinya, suara tangisan yang terdengar sangat memilukan terdengar keluar dari mulut Aya. Dokter memberikan senyuman terakhir pada Jayne dan mengangkat Aya untuk dipisahkan dari tubuh ibunya. Setelah itu Aya masih harus dirawat di ruang intensif dengan pengawasan dari dokter dan tinggal di dalam kotak inkubator. Tibalah saat perpisahan antara Mahmoud dan istrinya Jayne. sebelum semua alat bantu yang menopang jantung Jayne dicabut, Mahmoud menunduk kearah tempat istrinya berbaring dan mencium istrinya untuk terakhir kalinya, ketika mencium istrinya dia bisa merasakan nafas yang terputus-putus keluar dari mulut Jayne, dia juga merasakan bibir Jayne yang mulai mengkerut, Mahmoud juga melihat ada sebutir air mata perlahan mengalir dari sudut mata Jayne. Melihat air mata Jayne, Mahmoud juga ikut meneteskan air mata lalu dengan muka yang dipaksakan untuk tetap tersenyum dia menatap Jayne dan berkata "tidurlah sayangku. Anak kita Aya pasti tahu ibunya sangat pemberani dan cantik, aku akan memberitahukan Aya ibunya sangat pemberani dan cantik, dia selamanya akan ada disini bersama kita". 

Pemakaman Jayne dihadiri oleh 300 orang lebih, dari ke 300 orang yang hadir tidak ada satupun yang menangis. Karena Jayne pernah mengatakan "jika di kehidupan ini aku beruntung bisa menjadi seorang ibu, tolong kelak jangan menangis di pemakamanku. Karena seseorang yang telah menjadi seorang ibu selamanya akan hidup lewat senyuman dari anaknya." . Mahmoud mengukir kata-kata yang pernah diucapkan Jayne ini di atas batu nisannya. Jayne, seorang ibu yang melahirkan keajaiban, selamanya akan terkenang di hati. Sumber: Pixpo 

Baca Juga

loading...

Related Posts

Ibunya Telah Meninggal 2 Hari Sebelum Melahirkannya, Pada Saat Ia Berusia 12 Tahun Ayahnya Tak Disangka Melakukan...
4/ 5
Oleh