Baca Juga
Baca Juga
Ibunya Telah Meninggal 2 Hari Sebelum
Melahirkannya, Pada Saat Ia Berusia 12 Tahun
Ayahnya Tak Disangka Melakukan...

Jam 1 dini hari, di rumah sakit John Radcliffe Hospital Oxford lantai 3
tepatnya di dalam satu ruangan paling ujung, seorang bayi perempuan
bernama Aya Jayne lahir ke dunia. Dengan berat hanya 0.95 kilogram,
Aya lahir 13 minggu lebih awal dari waktu kelahiran normal, kulitnya
masih berwarna merah terang, mata besar yang dalam dan memancarkan
ketenangan. Ibunya Jayne, dua hari sebelum Aya dilahirkan meninggal
dunia karena otaknya tidak bisa berfungsi lagi.
Sebelum meninggal harapan terbesar dari Jayne adalah menjadi seorang
ibu, dokter mengumumkan Jayne sudah tidak bisa diselamatkan tapi anakdalam kandungannya masih bisa ditolong, suami dari Jayne, Mahmoud
ingin mewujudkan harapan dari Jayne dia juga tahu kalau Jayne masih
hidup dia juga akan membuat keputusan yang sama.
Tim dokter mencoba membantu jantung Jayne agar tetap berdenyut
dengan beragam peralatan. Upaya ini dilakukan agar bayi yang berada di
perut Jayne bisa tertolong. Jayne diberi dua dosis besar steroid sehingga
jantung bayinya bisa berkembang.
Dokter memberikan pilihan kepada Mahmoud, Aya segera dikeluarkan
dari Rahim Jayne yang sudah divonis dokter dengan kematian otak
dengan kesempatan hidup untuk Aya yang masih tidak pasti atau
menunggu selama 48 jam untuk meningkatkan kesempatan Aya untuk
hidup. Mahmoud memikirkan tentang harapan dari Jayne dan
memutuskan untuk menunggu selama 2 hari.
2 hari yang penuh dengan tekanan serta menegangkan, Mahmoud hanya
bisa duduk di samping Jayne dan melihat wanita yang sangat dicintainya
itu terbaring di atas ranjang rumah sakit, dengan keadaan sudah tidak
bisa mendengar apapun, melihat apapun, tidak bisa berbicara, bahkan
sudah tidak bisa bergerak, tapi ritme pernafasannya masih teratur, warna
mukanya juga masih memiliki semburat merah, dan jantungnya masih
berdetak, bagian merutnya yang masih besar terasa hangat.
Akhirnya setelah menunggu selama 2 hari, Aya dinyatakan dokter lahir
dengan selamat dan sehat, dibalik itu alat-alat yang menopang jantung
Jayne agar tetap berdetak pun akan segera dicabut setelah kelahiran Aya,
suhu tubuhnya yang hangat seketika menjadi dingin setelah jantungnya
berhenti berdetak.
Jayne, wanita berumur 41 tahun. Merupakan juara ski es gaya bebas
Inggris di tahun 1989 dan menduduki peringkat ketujuh di dunia. Dari
umur 5 tahun Jayne sudah mulai gemar berluncur di atas es, dia sangat
mencintai olahraga ski es. Sangking cintanya dia tidak ada waktu untuk
berpacaran. Jayne sering bercanda dengan teman-temannya dan
berkata "aku sama sekali tidak ada waktu untuk pacaran! Tapi aku sangat
ingin menjadi seorang ibu. andaikan hanya dengan melakukan gerakan
berbahaya di atas es ini dapat membuatku hamil, itu tentu sangat bagus!".
Pada saat dia berumur 39 tahun, Jayne menikah dengan laki-laki yang
lebih muda 12 tahun darinya. Alasannya karena laki-laki tampan dan
bermulut manis itu berani berkata "menikahlah denganku dan lahirkan
satu anak untukku!"
Setelah menikah, tidak perlu menunggu lama keinginan Jayne untuk hamil
terkabul. Jayne merasa sangat bahagia selama masa kehamilan.
Kebahagiannya dapat dilihat dan dirasakan oleh orang-orang yang dekat
dengannya, "dia setiap harinya melewati hari dengan sangat bahagia,
menjadi seorang ibu adalah harapan terbesar Jayne melebihi apapun, dia
sering sekali membayangkan bagaimana rasanya memiliki seorang anak,
bermain dengan anaknya sendiri, membayangkan hal-hal yang bisa dia
lakukan bersama anaknya itu memberikan kebahagiaan tersendiri untuk
Jayne." Kata teman-teman dekatnya.
Usai diangkat dari rahim Jayne, Aya sempat diletakkan di pundak ibunya
untuk memberi sedikit waktu bagi keduanya bertemu untuk terakhir
kalinya, suara tangisan yang terdengar sangat memilukan terdengar
keluar dari mulut Aya. Dokter memberikan senyuman terakhir pada Jayne
dan mengangkat Aya untuk dipisahkan dari tubuh ibunya. Setelah itu Aya
masih harus dirawat di ruang intensif dengan pengawasan dari dokter dan
tinggal di dalam kotak inkubator.
Tibalah saat perpisahan antara Mahmoud dan istrinya Jayne. sebelum
semua alat bantu yang menopang jantung Jayne dicabut, Mahmoud
menunduk kearah tempat istrinya berbaring dan mencium istrinya untuk
terakhir kalinya, ketika mencium istrinya dia bisa merasakan nafas yang
terputus-putus keluar dari mulut Jayne, dia juga merasakan bibir Jayne
yang mulai mengkerut, Mahmoud juga melihat ada sebutir air mata
perlahan mengalir dari sudut mata Jayne. Melihat air mata Jayne,
Mahmoud juga ikut meneteskan air mata lalu dengan muka yang
dipaksakan untuk tetap tersenyum dia menatap Jayne dan berkata
"tidurlah sayangku. Anak kita Aya pasti tahu ibunya sangat pemberani dan
cantik, aku akan memberitahukan Aya ibunya sangat pemberani dan
cantik, dia selamanya akan ada disini bersama kita".
Pemakaman Jayne dihadiri oleh 300 orang lebih, dari ke 300 orang yang
hadir tidak ada satupun yang menangis. Karena Jayne pernah
mengatakan "jika di kehidupan ini aku beruntung bisa menjadi seorang
ibu, tolong kelak jangan menangis di pemakamanku. Karena seseorang
yang telah menjadi seorang ibu selamanya akan hidup lewat senyuman
dari anaknya." . Mahmoud mengukir kata-kata yang pernah diucapkan
Jayne ini di atas batu nisannya.
Jayne, seorang ibu yang melahirkan keajaiban, selamanya akan
terkenang di hati.
Sumber: Pixpo
Baca Juga
loading...
Ibunya Telah Meninggal 2 Hari Sebelum Melahirkannya, Pada Saat Ia Berusia 12 Tahun Ayahnya Tak Disangka Melakukan...
4/
5
Oleh
Unknown